Thursday, July 30, 2009

HERODES AGUNG CONTEK HABIS STRATEGI FIRAUN MESIR


Herodes Agung dianggap bisa menundukkan dan menyatukan Yehuda bagi Romawi dan ia juga membuat banyak pembangunan di Yehuda. Tapi Herodes Agung juga dikenal sebagai seorang raja yang sangat paranoid dan bengis menyangkut kekuasaan. Ia tercatat membunuh anak-anak dan isterinya sendiri karena kekhawatirannya dikudeta.

Ketika ada beberapa orang majusi menceritakan akan ada kebangkitan seorang juru selamat di Yehuda ia menjadi gelisah. Apalagi setelah dicheck pada orang alim yahudi memang ada yang seperti itu, bahkan dikatakan pada skript mereka kebangkitan itu mirip dengan kebangkitan Musa di tanah Mesir. Musa sendiri telah mengabarkan jauh-jauh hari tentang keberadaan seseorang seperti dirinya akan dibangkitkan untuk orang-orang Israel. Pernyataan itu dikisahkan kembali pada surat Kisah Rasul-rasul:

Kisah 7:37 Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu

DEUTEREONI 18:
18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
21 Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? --
22 apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya."

Maka Herodes Agung pun melihat ke belakang apa yang dilakukan oleh penguasa Mesir. Ternyata Firaun membunuh semua anak berumur dua tahun kebawah. Dan itu jugalah yang dilakukan oleh Herodes Agung untuk mengatasi permasalahannya. Ia mencontek apa yang dilakukan oleh raja Mesir. Ia melihat bahwa apa yang dilakukan oleh Firaun itu sudah benar, terlepas dari bermoral atau tidaknya cara tersebut. Memang secara logika hanya cara itulah yang paling ampuh untuk menjawab permasalahan yang sedang dihadapi Firaun. Tetapi strategi tersebut masih kurang sempurna menurut Herodes Agung, karena terbukti Musa lolos, yang pada akhirnya mengalahkan Ramses (Firaun) dan meruntuhkan kejayaannya. Memanglah tidak akan pernah ada sesuatu yang dipikirkan oleh manusia itu bisa langsung sempurna.

Untuk menyempurnakan strategi tersebut, harus ada antisipasi juga menghadapi kemungkinan lolos ini. Jawabannya tentunya haruslah mempersiapkan seorang mesias boneka. Yaitu seseorang yang benar-benar akan merasa dirinya sebagai calon mesias Israel yang ditunggu-tunggu Israel itu. Seseorang yang akan merasa terserang jika ada tampil lagi di Yehuda mesias lain selain dirinya. Yang mana, kalau benar demikian, tentu akan ditudingnya orang itu sebagai mesias palsu. Lalu ia akan menumpas ‘gerombolan mesias palsu’ itu dengan dukungan penuh dari semua orang yahudi.

Kita tahu sebagian dari yang disebutkan ini tertulis dengan nyata dalam Bibel terjadi pada diri Paulus. Selanjutnya adalah mengantisipasi kalau-kalau mesias tandingan ini berhasil mengalahkan mesias yang sebenarnya, supaya ia tidak menjadi bumerang bagi romawi sendiri di kemudian hari. Kita tahu walaupun Musa dididik dengan ketat dengan tradisi Mesir di istana Firaun pada akhirnya ia meninggalkan keluarga mesirnya itu untuk hanya memihak kepada saudara-saudara ibraninya saja. Ia memukul sampai mati seorang mesir asli untuk membela seorang saudara ibraninya yang dianiaya. Ia juga memutuskan hubungan persaudaraannya dengan Ramses yang memang tidak bersaudara sungguhan dengannya, serta ia mengacak-acak kekuasaan Ramses, lalu akhirnya Musa pergi meninggalkan Mesir dalam keadaan luluh-lantah.

Maka supaya tidak terulang kejadian seperti Musa yang memukul mati seorang mesir karena membela saudara ibraninya dan supaya ia tidak mengacak-acak kekuasaan herodes yang berkuasa untuk Romawi, mesias boneka ini haruslah mempunyai darah romawi juga. Jadi ia bukan sekedar anak ibrani yang diangkat anak seperti Musa. Tentunya dia harus bersaudara secara darah dengan Herodes yang menjadi raja wilayah. Dengan demikian dia haruslah anak dari Herodes Agung sendiri! Kesinilah arahnya ketika Paulus mengatakan bahwa dirinya memperoleh kewarganegaraan Roma melalui kelahirannya (Kisah 22:28, Kisah 23: 27). Juga mengapa ia tidak suka membicarakan silsilah dirinya dikaitkan dengan masalah keyakinan (Titus 3:9, 1 Timotius 1: 4).

Rekayasa mesias boneka ini dapat mengatasi kegelisahan para imam dan orang-orang Israel menyangkut kekuasaan di tanah Yehuda apalagi dengan adanya nubuat kebangkitan mesias seperti yang tertulis dalam script mereka. Pendidikannya dapat diserahkan sepenuhnya kepada orang yahudi sendiri (imam Gamaliel), dididik secara ketat dengan tradisi yahudi sendiri. Romawi (Herodes Agung) hanya menitip darahnya pada anak tersebut. Jika Musa yang dididik ketat dengan tradisi Mesir mencari jalan untuk kembali kepada keluarga ibraninya. Demikian juga mesias boneka itu juga akan mencari jalan untuk kembali kepada keluarga romawinya. Kita tahu Paulus akhirnya memilih Roma sebagai kota tuhan bagi jemaatnya, bukan Yerusalem seperti yang ada dalam misi Yesus.

Supaya sang mesias boneka ini tidak berfikir dirinya hanya untuk Israel, ia harus diberi sesuatu yang membuatnya tidak berfikir begitu. Maka dipersiapkanlah buatnya nama yang diambil dari nama seorang raja blacklist dalam sejarah. Yaitu: Saulus! Raja Saulus blacklist itu adalah musuh bebuyutan raja Daud iconnya Israel. Mesias yang dinubuatkan terkait dengan raja Daud, ia mempunyai sebutan Anak Daud. Maka mesias boneka itu tidak akan merasa dirinya anak Daud apalagi hanya untuk Israel. Alkitab menyebutkan tentang raja Saulus itu Allah menyesal memilihnya sebagai raja. Diharapkan mesias boneka itupun akan mempunyai mentalitas yang serupa. Bahkan ia harus lahir dari pelanggaran hukum agar ia tidak mengkaitkan dirinya dengan penyelenggaraan hukum. Dengan melihat ibu Paulus tetap berada di Tarsus dan melahirkan Paulus di sana, tetap hidup dengan tradisi yahudi farisi yang ketat, bukan dengan cara romawi seperti Herodes, juga tidak berada di istana bersama dengan Herodes, terlihat dengan jelas-nyata bahwa wanita itu tidak diperisteri oleh Herodes Agung. Artinya………???

Setelah Paulus menyadari semua itu ada pada dirinya, Paulus pun memisahkan diri dari jemaat tanpa pertimbangan siapapun, termasuk Yesus dan murid-murid:

Galatia 1: 15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, 16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; 17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.

No comments:

Post a Comment